Senin, 26 April 2010

anak kesulitan membaca part.2

MENGENAL GEJALA DISLEKSIA
Disleksia sebetulnya bisa dikenali dari sejumlah gejala yang diperlihatkan sang anak. Sejumlah faktor yang bisa dijadikan pedoman untuk mengenalinya, antara lain:
1. LAMBAT BICARA
Normalnya, kemampuan bahasa sudah berkembang sejak anak berusia setahun. Di usia ini biasanya anak sudah mulai bisa mengucapkan satu kata seperti ‘mam'. Dan menginjak usia 2 tahun, anak biasanya sudah bisa merangkai kata, seperti ‘mama ma-em'.

Menurut Iwan, anak disleksia umunya mengalami keterlambatan bicara sejak awal perkembangan kemampuan bahasanya. "Memang tak semua anak yang lambat bicara mengidap disleksia. Tapi, jika Anda merasa sudah memberi cukup stimulus bagi kemampuan bicaranya, sebaiknya waspadai kemungkinan anak mengidap disleksia."

2. TAK BISA MENGHAFAL HURUF
Menjelang masuk usia sekolah, tak jarang orangtua mendaftarkan Si Kecil ke pre school. Di kelas ini biasanya anak sudah mendapat pelajaran menghafalkan huruf, sebagai bekal belajar membaca di sekolah formal kelak.

Pada anak disleksia, bisa terjadi kesulitan membaca-tulis huruf tertentu, misalnya menyebut ‘t' menjadi ‘j', atau ‘b' menjadi ‘d'. Bagi mereka, huruf-huruf ini sulit dibedakan karena bentuknya yang mirip.

Atau, ketika diminta menyebut huruf A-Z, ia mampu. Tetapi, ketika dipenggal untuk menyebut dari huruf G sampai Z, ia akan bingung. Bagi mereka, huruf bersifat hafalan dari bunyi yang didengarnya. Bukan sebagai ingatan akan visualisasi dari huruf.

3. TAK BISA MENGEJA
Jika Si Kecil sulit mengenali sejumlah huruf, saat masuk sekolah formal, ia akan kesulitan mengeja. Misalnya, ketika diajak mengeja d-a-da, d-u-du, lalu diminta melafalkan d-a (yang seharusnya dibaca ‘da'), ia tak mampu. Atau, kesalahan membaca terbalik, misalnya ‘gajah' menjadi ‘jagah'.

4. SALAH MENYALIN
Seringkali ketika diminta menyalin teks, anak disleksia membuat kesalahan berulang. Dan ketika ditanya di mana letak kesalahannya, ia tak mengerti dan merasa sudah menuliskan semua abjad secara benar. Misalnya, menulis ‘badak' menjadi ‘babak'.

5. MALAS MEMBACA
Oleh karena tak mampu memroses tulisan dalam kata, anak disleksia kerap tak paham apa maksud dari bacaan yang ia dibaca. Lama-lama, ia bisa malas membaca.

TIPS HADAPI ANAK SULIT MEMBACA & MENULIS
Menghadapi anak yang kesulitan membaca dan menulis, terkadang memang sulit dipahami orangtua. "Masak, membaca begitu saja susah?", merupakan kalimat yang kerap dipendam orangtua ketika mulai jengah mengulang mengajarkan sesuatu pada Si Kecil. Jangan menyerah! Simak tips berikut:

• Bertanya Bagian Yang Sulit. Yang perlu orangtua lakukan pertama kali adalah menanyakan bagian yang sulit, apakah pada fonem (bunyi), morfem (arti), tanda baca, huruf, atau lainnya.
• Buat Istilah Unik. Jika anak kesulitan membedakan huruf atau kata, buatlah istilah unik, untuk membantu ingatan jangka panjangnya (long term memory). Misalnya ‘b', huruf yang perutnya buncit.
• Jangan Memaksa. Sejumlah anak tak bisa mengingat bacaan secara cepat. Sebaiknya, jangan memaksanya belajar. Ikuti saja kemampuannya, dan ciptakan terus suasana belajar yang menyenangkan agar ia mau membaca dan menulis.
• Latihan Menyalin dan Mengeja. Ulangi terus latihan menyalin, baik dengan cara didikte atau menyalin dari papan tulis dan tesk di lembar lain. Ajak pula anak mengeja agar ia semakin hafal urutan huruf yang membentuk kata.
• Lakukan Tes
Jika semua upaya sudah dilakukan, jangan segan memberinya tes untuk menguji sejauh mana ia mendapatkan pelajarannya.

MENGENAL GEJALA DISLEKSIA
Disleksia sebetulnya bisa dikenali dari sejumlah gejala yang diperlihatkan sang anak. Sejumlah faktor yang bisa dijadikan pedoman untuk mengenalinya, antara lain:
1. LAMBAT BICARA
Normalnya, kemampuan bahasa sudah berkembang sejak anak berusia setahun. Di usia ini biasanya anak sudah mulai bisa mengucapkan satu kata seperti ‘mam'. Dan menginjak usia 2 tahun, anak biasanya sudah bisa merangkai kata, seperti ‘mama ma-em'.

Menurut Iwan, anak disleksia umunya mengalami keterlambatan bicara sejak awal perkembangan kemampuan bahasanya. "Memang tak semua anak yang lambat bicara mengidap disleksia. Tapi, jika Anda merasa sudah memberi cukup stimulus bagi kemampuan bicaranya, sebaiknya waspadai kemungkinan anak mengidap disleksia."

2. TAK BISA MENGHAFAL HURUF
Menjelang masuk usia sekolah, tak jarang orangtua mendaftarkan Si Kecil ke pre school. Di kelas ini biasanya anak sudah mendapat pelajaran menghafalkan huruf, sebagai bekal belajar membaca di sekolah formal kelak.

Pada anak disleksia, bisa terjadi kesulitan membaca-tulis huruf tertentu, misalnya menyebut ‘t' menjadi ‘j', atau ‘b' menjadi ‘d'. Bagi mereka, huruf-huruf ini sulit dibedakan karena bentuknya yang mirip.

Atau, ketika diminta menyebut huruf A-Z, ia mampu. Tetapi, ketika dipenggal untuk menyebut dari huruf G sampai Z, ia akan bingung. Bagi mereka, huruf bersifat hafalan dari bunyi yang didengarnya. Bukan sebagai ingatan akan visualisasi dari huruf.

3. TAK BISA MENGEJA
Jika Si Kecil sulit mengenali sejumlah huruf, saat masuk sekolah formal, ia akan kesulitan mengeja. Misalnya, ketika diajak mengeja d-a-da, d-u-du, lalu diminta melafalkan d-a (yang seharusnya dibaca ‘da'), ia tak mampu. Atau, kesalahan membaca terbalik, misalnya ‘gajah' menjadi ‘jagah'.

4. SALAH MENYALIN
Seringkali ketika diminta menyalin teks, anak disleksia membuat kesalahan berulang. Dan ketika ditanya di mana letak kesalahannya, ia tak mengerti dan merasa sudah menuliskan semua abjad secara benar. Misalnya, menulis ‘badak' menjadi ‘babak'.

5. MALAS MEMBACA
Oleh karena tak mampu memroses tulisan dalam kata, anak disleksia kerap tak paham apa maksud dari bacaan yang ia dibaca. Lama-lama, ia bisa malas membaca.

TIPS HADAPI ANAK SULIT MEMBACA & MENULIS
Menghadapi anak yang kesulitan membaca dan menulis, terkadang memang sulit dipahami orangtua. "Masak, membaca begitu saja susah?", merupakan kalimat yang kerap dipendam orangtua ketika mulai jengah mengulang mengajarkan sesuatu pada Si Kecil. Jangan menyerah! Simak tips berikut:

• Bertanya Bagian Yang Sulit. Yang perlu orangtua lakukan pertama kali adalah menanyakan bagian yang sulit, apakah pada fonem (bunyi), morfem (arti), tanda baca, huruf, atau lainnya.
• Buat Istilah Unik. Jika anak kesulitan membedakan huruf atau kata, buatlah istilah unik, untuk membantu ingatan jangka panjangnya (long term memory). Misalnya ‘b', huruf yang perutnya buncit.
• Jangan Memaksa. Sejumlah anak tak bisa mengingat bacaan secara cepat. Sebaiknya, jangan memaksanya belajar. Ikuti saja kemampuannya, dan ciptakan terus suasana belajar yang menyenangkan agar ia mau membaca dan menulis.
• Latihan Menyalin dan Mengeja. Ulangi terus latihan menyalin, baik dengan cara didikte atau menyalin dari papan tulis dan tesk di lembar lain. Ajak pula anak mengeja agar ia semakin hafal urutan huruf yang membentuk kata.
• Lakukan Tes
Jika semua upaya sudah dilakukan, jangan segan memberinya tes untuk menguji sejauh mana ia mendapatkan pelajarannya.

sumber : tabloid nova

anak kesulitan membaca part.1

Buah hati tak kunjung mampu mengucapkan sepatah kata, meski sudah berusia 2 tahun? Hati-hati, bisa jadi itu tanda awal Si Kecil mengidap disleksia alias gangguan yang menyebabkan kemampuan bahasanya terganggu.

Bagi para orangtua, berhati-hatilah ketika menghadapi Si Kecil yang kesulitan belajar membaca dan menulis. Bisa jadi buah hati Anda mengidap gangguan perkembangan kemampuan linguistik (membaca dan menulis). Dan yang kerap dikaitkan dengan gangguan ini adalah disleksia atau gangguan kemampuan membaca dan menulis, yang disebabkan adanya kelainan saraf dalam otak.

Gangguan yang bisa menyebabkan seseorang sulit mengingat dan memahami abjad-abjad ini, konon banyak diidap anak-anak yang memiliki masalah belajar di sekolah. "Sebetulnya, disleksia sudah lama ditemukan sebagai salah satu gangguan belajar atau learning dissorder. Tapi, memang tak banyak orang mengenalnya sebagai disleksia," ungkap Iwan Sintera Togi Aritonang Psi, psikolog yang juga terapis di Bimbingan Remedial Terpadu (BRT), Jakarta.

Pengertian disleksia memang kurang populer di kalangan awam, sehingga banyak orangtua tak tahu jika anaknya mengidap disleksia. Buruknya lagi, karena ketidaktahuannya, banyak orangtua memilih menyelesaikan masalah belajar anak dengan cara melobi pihak sekolah agar sang anak diberi toleransi. Dengan anggapan, sang anak akan mampu beradaptasi dan mengejar ketinggalannya, seiring berjalannya waktu.

Akibatnya, masalah disleksia anak menjadi tak pernah terpecahkan. Bahkan, jika ternyata anak tak juga mampu mengejar ketertinggalannya, justru akan berkembang menjadi masalah kepercayaan diri pada sang anak kelak. Ia akan merasa rendah diri karena terlihat bodoh dihadapan teman-temannya. Lalu, prestasi akademiknya akan merosot, hingga menimbulkan penolakan terhadap tuntutan bersekolah.

"Padahal, kecerdasan anak disleksia belum tentu di bawah rata-rata. Justru kebanyakan dari mereka memiliki kecerdasan seperti orang kebanyakan. Ini hanya masalah pemrosesan bahasa dalam otaknya, bukan masalah intelegensia," ungkap pria yang juga psikolog konseling di sekolah anak berkebutuhan khusus, International Center for Special Need in Education, Jakarta.

BERSIFAT BAWAAN
Bagi anak-anak normal lainnya, membedakan huruf ‘b' dengan ‘d', mengeja dan membaca i-b-u dengan ‘ibu', menyalin tulisan, merangkai huruf dan seterusnya, bukanlah hal yang sulit ilakukan. Namun, bagi anak disleksia, hal-hal yang seharusnya mudah dilakukan (berkaitan dengan membaca dan menulis), menjadi sulit bahkan mustahil dilakukan.

Hal ini terjadi karena pengolahan unsur bahasa, seperti pengenalan huruf, merangkai huruf, bunyi huruf, dan mengeja, gagal dilakukan oleh otaknya. Akibatnya, ia lalu tak mampu mengenali tulisan menjadi bentuk pemahaman dalam memorinya. Akhirnya, ia mengalami kesulitan membaca dan menulis.

Kegagalan pemrosesan unsur bahasa ini disebabkan adanya kerusakan di dalam syaraf yang ada di dalam otaknya. Dan kerusakan ini bersifat bawaan, yang didapat anak sejak ia dilahirkan. Dengan kata lain, telah terjadi kerusakan di otak sejak perkembangan otak mulai terbentuk, atau sejak ia masih berada dalam kandungan.

Beberapa tim peneliti dari Universitas Marburg, Wurzburg, Bonn (Jerman) dan institut dari Stockholm (Swedia) menemukan, disleksia disebabkan oleh adanya gen (DCDC2) yang memengaruhi migrasi sel saraf pada otak yang sedang berkembang. Pendekatan lain berasumsi, kerusakan atau kegagalan pembentukan komposisi otak secara sempurna ini juga bisa dipengaruhi oleh kecukupan gizi semasa ibu mengandung.

"Sementara ini, penyebab pasti disleksia sifatnya masih wacana saja. Seperti halnya pada kasus autisme. Masih merupakan faktor risiko," ungkap Iwan berdasarkan pengamatannya selama ini.

Dan oleh karena perkembangan fisiologis anak lelaki lebih dominan pada kemampuan otak kiri, lanjut Iwan, secara genetis peluang kejadian disleksia akan lebih besar terjadi pada anak lelaki. Karena, disleksia adalah produk dari terjadinya ketidaknormalan pada hemister (belahan) otak kiri, yang merupakan daerah penunjang kemampuan bahasa.

KENALI DENGAN TES
Memang, tak semua kesulitan membaca dan menulis merupakan gejala disleksia. Karena, beberapa anak yang mengalami gangguan ini bisa juga disebabkan karena ia memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, atau memang memiliki gangguan konsentrasi belajar.

Namun, beberapa tes yang berkaitan dengan kemampuan bahasa bisa saja dilakukan, untuk mempertegas dugaan anak mengidap disleksia. Beberapa tes biasa dilakukan Iwan sebelum memastikan seorang anak benar-benar menderita disleksia, antara lain tes melafalkan huruf satu per satu, dari A sampai Z. Lalu, tes menulis penggalan urutan huruf, misalnya dari G sampai Z.

Ada pula tes mengisi bagian huruf yang kosong misalnya "a, b, c, ..., e, f, ..., h". Juga tes merangkai huruf dan mengeja. Serta tes menulis kata yang didiktekan, menyalin tulisan dari papan tulis atau teks dari lembar lain, dan sejumlah tes lainnya, sesuai kompetensi anak seusianya. Untuk anak yang lebih dewasa, tes dengan menggunakan tanda baca, perlu dilakukan.

Dari beberapa tes tadi, akan diketahui apakah anak bermasalah dengan visualisasi huruf, pemrosesan abjad, atau tanda baca dalam bentuk kata atau kalimat. Sehingga, bisa diketahui apakah ia positif mengidap disleksia. Selain tes tadi, psikolog pun perlu mewawancarai dan memberi tes psikologi, untuk memastikan apakah ia juga memiliki kekurangan dalam hal intelegensia.

PERLU TERAPI
Akan tetapi, para orangtua jangan merasa berkecil hati jika buah hatinya ternyata mengidap disleksia. Konon, superstar Hollywood seperti Tom Cruise, Whoopy Goldberg, dan penemu teori relativitas Albert Einstein, adalah pengidap disleksia.

Ingat, disleksia bukanlah harga mati bagi seseorang untuk memiliki masa depan yang suram.

"Disleksia mungkin akan membuat anak sulit berprestasi secara akademis karena hambatan kemampuan baca-tulis. Tapi, dengan ingatan yang kuat mereka bisa dilatih untuk menutupi kekurangannya," ungkap Iwan.

Jadi, saran Iwan, para orangtua dengan anak disleksia, segera lakukan terapi dan konseling, yang akan memetakan permasalahan kesulitan yang dimiliki sang anak. Kemudian, terapis akan menetapkan jadwal latihan membaca dan menulis. "Biasanya, dijadwalkan 1-2 kali tatap muka per minggu, dengan durasi pengajaran 1 jam setiap pertemuan.

Dan sebaiknya, orangtua perlu ikut konseling agar proses belajarnya kontinyu dan bisa dilakukan pengajaran di rumah," ungkap Iwan.

Sebab, yang dilakukan selama terapi adalah untuk mencari solusi atas masalah sang anak. Misalnya, bagi yang sulit membedakan huruf, akan dicarikan cerita lucu untuk bisa membedakan huruf. Atau, menuliskan huruf yang sulit dibaca dalam huruf kapital, serta mengajak anak menambah perbendaharaan kata. Sehingga, pada beberapa anak disleksia yang parah atau berada di level severe, terapis akan menyarankan penggunaan tape recorder sebagai pengganti catatan.

Kendati demikian, diakui Iwan, disleksia memang tak bisa disembuhkan. Namun dengan menjalani terapi rutin, kekurangan ini bisa diminimalisasi agar ia tetap bisa ‘membaca' dan menulis layaknya orang normal. "Jika orangtua sudah tahu anaknya mengidap disleksia, segera bawa ke psikolog atau terapis remedial teaching. Semakin cepat anak diterapi, semakin mudah kekurangannya diatasi," tegas Iwan.

Apalagi, jika anak sudah beranjak dewasa, tuntutan kompetensi bahasanya akan semakin kompleks. Jika dibiarkan semakin berlarut-larut, akan membuat anak semakin sulit mengejar ketertinggalannya.

sumber : tabloid nova



Minggu, 25 April 2010

Belajar hingga Negeri Belanda, Sukai Dunia Anak-Anak

TIDAK semua anak harus mengikuti proses pengembangan yang umum dilakukan oleh banyak orang ketika masih kecil Pasalnya, masih ada beberapa yang membutuhkan perhatian yang sangat ekstra karena adanya kekurangan dalam perkembangannya. Sehingga tidak dapat dilakukan dengan sembarangan dengan memadahi ataupun melarangnya berbuat sesuatu.

Hal itu menjadi salah satu dasar didirikannya sekolah pendidikan setingkat Taman Kanak Kanak yang diberi nama DKnot Meskipun begitu. berbeda dengan sekolah umum, tempat ini banyak memberikan bantuan untuk membantu meningkatkan daya tangkap dan perkembangan seorang anak. Terdapat empat ruangan yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri dalam memberikan pendidikan. Dua ruangan digunakan sebagai kelas untuk meningkatkan kemampuan daya serap pada otak agar mampu merespon gejala yang terjadi di sekitarnya. Di sini mereka diajarkan bermain musik, bahasa, kesenian seperti melukis dan membuat benda-benda berkemampuan robotik. "Tapi kebutuhan untuk masing-masing anak berbeda kebutuhannya." jelas Andi Ridha. Kepala Sekolah dknot

Dua ruangan lainnya berfungsi sebagai ruang psikoterapi dengan berbagai macam halang lintang yang aman untuk anak-anak. Sena ruang konseling yang ditujukan kepada orang tua. di sini juga tersedia beberapa buku yang dapat dibaca oleh anak dan orang tuanya. Para pengajamya untuk sementara ini adalah para relawan yang ingin membantu menyembuhkan kelainan tersebut.Dengan menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar, setidaknya cukup berhasil agar anak-anak tersebut mampu memperhatikan. Namun, berbeda dengan sekolah-sekolah lain yang ikut membantu mengurangi kelainan mental terhadap anak. Masing-masing memiliki program sendiri agar mampu menyerap ilmu yang disampaikan. "Mulainya sama-sama nyanyi. tapi setelah itu pindah kemang berbeda." ucapnya Sekolah yang baru dibuka sejak tiga bulan lalu itu temyata mendapatkan sambutan dari banyak keluarga Miss Andi -panggilan Andi Ridha- bersama salah satu pemilik saham sudah mencoba mulai membangunnya sejak lima tahun lalu. Sebelumnya dia sempat belajar di sebuah sekolah di Belanda yang khusus mengajarkan kiat-kiat yang khusus untuk anak special need.

Keinginannya untuk bersekolah di sana selain karena belum terdapat di Indonesia untuk menjadi guru khusus anak autis. Dirinya memang memiliki ketertarikan sendiri agar dapat membantunya menuju kesembuhan agar menerima rangsangan dari luar. " Tamat dan sana, saya sempat menjadi volunteer di beberapa sekolah di sana, gurunya juga memperlihatkan langsung cara-caranya." kenangnya.Pindah ke Indonesia, wanita kelahiran 31 Desember 1954 itu langsung mengajar di sebuah sekolah umum. Namun, tugasnya tetap mengajari beberapa anak yang mendapatkan perhatian khusus dengan menjalani kurikulum yang ditetapkan. "Saya kemudian kerja di TK normal dan kalau ada anak special need maka saya yang bertugas untuk pegang." jelasnya kepada INDOPOS, kemarin.Pengalaman dari sekolah-sekolah umum tersebut membuatnya tertarik untuk terjun lebih dalam hingga bertemu dengan salah satu teman dekatnya Keduanya kemudian membahas dan merancang untuk membangun sekolah khusus anak-anak yang memiliki kelainan mental. "Dia yang memberikan status PT untuk sekolah ini." katanya tanpa menyebut nama sahabatnya.

Meskipun begitu, usai bersekolah di tempat ini pihaknya akan segera bertemu dengan kedua orang tua anak didiknya. Hal itu dilakukan agar mereka dapal memahami cara menghadapi buah hatinya tersebut selama berada di rumahnya sendiri. "Karena menurut saya peranan paling besar itu datangnya dari orang tua dan guru terbaik itu adalah keluarga." jelas ibu empat anak itu.Sejak itu. ia dengan penuh semangat menerapkan ilmu yang pernah diterimanya semasa berkuliah di Belanda sejak tahun 1989. Akan tetapi, caranya mengajar sempat mendapatkan kom-plen dari salah seorang rekanannya. " Saya malahan di komplen kaya nenek-nenek. Umpamanya anak mengikat tali sepatu, karena nggak bisa-bisa jadi di bantu, padahal sebenarnya nggak boleh. Ya namanya nurani." pungkasnya.

sumber: bataviase.co.id

Hypnotherapy series : Balada anak dengan Kebutuhan Khusus ” Special Need”

Mereka.. bagaikan daun kering yang berserakan.. ketika tidak berguna maka Mereka akan dibuang. Sesaat tampak saya yg menolongnya.. Padahal sayalah yang mereka tolong.. melalui deritanya.. mereka menolong saya agar meyakinkan diri, untuk berbuat “lebih” supaya mereka tidak sekedar menjadi daun kering yang terlupakan.. Yaa Robb.. Bimbinglah hamba..
Inilah yang saya rasakan, ketika saya menerima sebuah surat pendek yang indah, ditulis tangan di atas sobekan kertas buku tulis.. oleh seorang anak perempuan berumur 9 tahun.. anak dengan “kebutuhan khusus” kategori slow learner yang sangat pendiam, yang merasa dirinya ditolak oleh lingkungannya.. bahkan oleh salah satu orangtuanya.. serangkaian kisah sedih diutarakan olehnya, bahkan jujur sayapun sempat meneteskan airmata ketika sedang raport building dengannya.. dia, tidak mengharapkan sesuatu yang mewah, tidak juga sesuatu yang berlebihan, dia hanya ingin diterima oleh teman teman sebayanya, oleh keluarganya, dia hanya ingin dihargai.. walau dia dalam mengerjakan sesuatu tidak memberikan hasil yang “sempurna”.. dia.. sangat perasa.. kerap kali perasaannya hancur ketika dirinya dimarahi.. selama ini dia mengharapkan orang yang bisa bertutur lembut kepadanya.. yang bisa menghargai dirinya apa adanya..
Ada sepenggal kisah yang sangat mengusik perasaan saya.. yaitu ketika waktunya dia belajar.. dia tidak tidak bisa konsentrasi.. dia selalu menoleh kekiri atau kekanan.. ketika saya tanya: “kamu melihat apa?” dia menjawab: ” aku melihat **** (salah satu orang tuanya)” .. “oohh.. memang **** sedang apa?” balas saya.. “**** sedang main sama adek..” jawabnya, dan sayapun melihat matanya memerah dan lambat laun airmatanya pun bergulir jatuh dari kedua sudut matanya.. lalu menundukan wajahnya.. “Hhmm.. sebenernya kamu juga ingin main bersama **** dan adek ya?” menunduknya pun semakin dalam.. dan spontan ada sesuatu yang langsung menghantam kalbu saya.. begitu keras.. dan tidak terasa air mata sayapun ikut mengalir jatuh.. Andai saja, kedua orangtuanya bisa menyaksikan cerita anaknya, mungkin mereka akan tersentak dan sadar betapa mereka selama ini telah mengabaikan seorang anak yang istimewa.. sampai saat ini saya menulis artikel ini mata saya masih berkaca kaca bila mengingat saat itu..
Adalah kebanggaan tersendiri bagi saya saat dia memberikan surat ungkapan terimakasih kira kira dua jam setelah selesai therapy.. saya begitu terkejut.. dan saya menyadari.. bahwa diluar sana masih banyak anak2 yang diabaikan oleh orang tuanya hanya karena anak tersebut memiliki “kebutuhan khusus” anak ini membuat saya tersadar bahwa saya sebagai hypnotherapy bisa berbuat lebih bagi mereka.. anak anak yang memiliki “kebutuhan khusus” dan “anak yang ditolak oleh keluarganya” .. dalam hati saya: ” nak.. kamulah sesungguhnya yang membantu saya…”
Beruntung beberapa hari sebelumnya saya mendapatkan tekhnik yang “sederhana tapi canggih” dari mas Antonius Arif dan diberikan masukan yang “luar biasa” dari mas Teddi Prasetya Yuliawan.. sehingga hanya dalam waktu 15 MENIT SAJA, saya bisa membantu klien istimewa saya untuk bisa keluar dari penjara sedih, marah, dan murung.. tidak ada perasaan lain yang sangat luar biasa yang mampu menandingi saat ya bisa melihat dia tersenyum.. bahkan tertawa.. dan diapun selalu tersenyum sejak keluar dari ruangan kepala sekolah, sampai tiba waktunya dia pulang kerumah..

sumber: www.mind-reprogramming.com

Jumat, 23 April 2010

Kecemerlangan Dibalik Kekurangan Anak

Menemukan Kecemerlangan Dibalik Kekurangan Anak


Helen Adams Keller, lahir pada 27 Juni 1880 di suatu desa kecil di Nothwest Alabama, AS. Ia dilahirkan secara normal dengan penglihatan dan pendengaran baik. Pada usia 19 bulan tiba-tiba Hellen jatuh sakit, penyakitnya yang diduga meningitis (namun sampai saat ini penyakit persisnya masih misterius) itu, menyebabkannya kehilangan fungsi penglihatan dan pendengaran. Ia menjadi seorang anak buta, tuli, tumbuh sebagai anak yang sulit, dan temper tantrum.

Di bawah penanganan tepat dari gurunya, Anne Sulivan, yang juga memiliki cacat penglihatan jarak dekat, kekurangan-kekurangan Keller dapat teratasi. Ia dengan sangat mudah menangkap pelajaran yang diberikan, dan perkembangan kemajuan Keller yang sangat luar biasa menjadi buah bibir masyarakat. Ia dikenal sebagai penemu huruf Braille, metode membaca untuk orang buta. Hellen Keller adalah satu contoh konkrit anak cacat yang berbakat (handicapped gifted).

Apa yang dimaksud dengan handicapped gifted?
Sesuai dengan arti katanya, handicapped gifted adalah seseorang yang cacat sekaligus berbakat mempunyai talenta yang luar biasa. Minat pakar psikologi dalam pengembangan anak cacat yang berbakat baru berkembang awal tahun 1970. Melalui analisis biografi ditemukan mereka yang tergolong sebagai handicapped gifted memiliki satu persamaan determinan dalam kesuksesan mereka, yaitu motivasi untuk sukses.

Bagaimana mengenali handicapped gifted?
Menurut Whitmore dan Marker (1985) tidak mudah, setidaknya ada empat hambatan, yaitu:

  1. Adanya stereotip pengharapan dari masyarakat pada anak cacat sebagai orang yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata.
  2. Adanya perkembangan yang tertunda dalam daerah verbal, sehingga anak cacat yang memiliki kemampuan intelektual tinggi tidak terdeteksi, mengingat tes yang digunakan bersifat lisan.
  3. Informasi yang tidak lengkap tentang anak, sehingga yang terlihat justru kekuatan anak dalam bidang nonakademik.
  4. Tidak adanya kesempatan untuk membuktikan adanya kemampuan yang superior pada anak. Karena tugas-tugas yang diberikan dalam bentuk lisan dan untuk pendidikan khusus.

Pengukuran intelektual nonverbal dan tes modifikasi perilaku perlu dilakukan agar orangtua ataupun guru dapat sedini mungkin menemukan anak yang cacat, namun tergolong berbakat. Identifikasi memang tidak mudah, karena biasanya yang akan langsung terlihat menonjol adalah kecacatan anak. Namun, bagi guru yang memiliki kemampuan memahami karakteristik anak berbakat, akan dapat dengan mudah mengenali siswa yang tergolong anak berbakat.

Untuk memastikan potensi keberbakatan yang dimiliki siswa tidak ada cara terbaik selain pemeriksaan psikologik. Hasil pengamatan orangtua, guru maupun orang sekitarnya akan diperkuat dugaannya oleh psikolog. Hal ini disebabkan karena psikolog memiliki metode dan instrumen untuk menggali potensi kecerdasan dan bakat individu. Sekolah mutu baik senantiasa memiliki seorang psikolog sekolah (school psychologist).

Apa yang dilakukan sekolah jika ternyata anak tergolong sebagai anak berbakat? Tidak ada cara terbaik selain memberikan anak Individualized Education Program (IEP) yang akan membawa anak kepada pendidikan khusus sesuai kebutuhan dirinya. Program pendidikan individual dibuat oleh tim yang mendapat masukan-masukan dari guru maupun orangtua berdasarkan kekuatan-keunggulan (strengths) yang dimiliki anak.

Tim yang terdiri dari mereka yang memiliki latar belakang pendidikan khusus, dan guru anak berbakat akan bekerjasama membuat perencanaan dan pelaksanaan IEP tersebut. Anak-anak dengan kecacatan penglihatan, pendengaran, ataupun fisik, namun sekaligus tergolong anak berbakat dapat menggunakan kekuatan intelektualnya untuk mempelajari keterampilan-keterampilan lain yang dapat mengkompensasi kekurangan dirinya.

Anak berbakat dengan kesulitan belajar (learning disabilities/LD) atau gangguan perilaku (behavior disorders) yang memiliki kecerdasan tinggi dibantu untuk dapat memecahkan masalah atau strategi metakognitif dalam tugas-tugas akademik dan tugas sosial, Sehingga mereka dapat sukses di sekolah. Anak dengan kategori kesulitan belajar (LD) dapat digolongkan dalam handicapped gifted.

Biasanya penyebabnya tidak diketahui, dan penyembuhannya sampai saat ini masih terus dikembangkan agar anak dapat dengan sukses mengikuti pendidikan di sekolah. Secara umum biasanya pendekatan pendidikan bagi anak berbakat yang tergolong LD ini melalui analisis tugas-tugas akademik untuk melihat keunggulan dan kelemahannya. Siswa banyak membutuhkan keterampilan mengorganisasi, seperti manajemen waktu, mencatat, merekam pelajaran, sekuens topik-topik pelajaran, keterampilan dasar menulis, dan lain sebagainya.

Program Remedial
Pada pendidikan khusus yang konvensional, fokus utama terletak pada program remedial, daripada pengembangan sebagai kompensasi untuk keunggulan siswa. Guru-guru anak berbakat dapat memberikan instruksi tambahan dengan menggunakan keunggulan-keunggulan anak. Ini untuk menangkap minat-minat anak dan memotivasi mereka agar dapat mengikuti pelajaran yang lebih tinggi (advanced study) dan persistensi dalam tugasnya. Sedangkan pelayanan pekerja sosial dapat membantu anak di rumah untuk meningkatkan harga dirinya.

Akhirnya, guru anak berbakat dapat menyediakan layanan pendidikan pengayaan maupun percepatan belajar untuk membuat belajar lebih menantang dan menarik anak. Intinya dalam pendidikan anak cacat berbakat, guru memusatkan perhatian pada keunggulan diri anak dan memberikan layanan yang sesuai sebagai hadiah atas kemampuannya yang tinggi.


sumber: www.inspiredkidsmagazine.com

Selasa, 06 April 2010

obesitas part.6

Pengobatan

Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.

Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan risiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI :

  • Resiko rendah : BMI <>
  • Resiko menengah : BMI 27-30
  • Resiko tinggi : BMI 30-35
  • Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
  • Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih.

Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.

  • Penderita dengan risiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga
  • Penderita dengan risiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga
  • Penderita dengan risiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.

Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :

  • Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
  • Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
  • Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
  • Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.
Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis). Obesitas seringkali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat. Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang. Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditujukan untuk pendekatan jangka panjang.

Sumber: wikipedia

obesitas part.5

Diagnosa

Mengukur lemak tubuh

Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Cara-cara berikut memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga terlatih:

  • Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
  • BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
  • DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.

Dua cara berikut lebih sederhana dan tidak rumit:

  • Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
  • Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.

Pemeriksaan tersebut bisa memberikan hasil yang tidak tepat jika tidak dilakukan oleh tenaga ahli

Tabel berat badan-tinggi badan

ini telah digunakan sejak lama untuk menentukan apakah seseorang mengalami kelebihan berat badan. Tabel biasanya memiliki suatu kisaran berat badan untuk tinggi badan tertentu.

Permasalahan yang timbul adalah bahwa kita tidak tahu mana tabel yang terbaik yang harus digunakan. Banyak tabel yang bisa digunakan, dengan berbagai kisaran berat badan yang berbeda. Beberapa tabel menyertakan ukuran kerangka, umur dan jenis kelamin, tabel yang lainnya tidak.

Kekurangan dari tabel ini adalah tabel tidak membedakan antara kelebihan lemak dan kelebihan otot. Dilihat dari tabel, seseorang yang sangat berotot bisa tampak gemuk, padahal sesungguhnya tidak.

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)

BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Walaupun dinamakan "indeks", BMI sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih.

Jika nilai BMI sudah didapat, hasilnya dibandingkan dengan ketentuan berikut :

  • Nilai BMI < 5 =" Berat">
  • Nilai BMI 18,5 - 22,9 = Normal
  • Nilai BMI 23,0 - 24,9 = Normal Tinggi
  • Nilai BMI 25,0 - 29,9 = di atas normal
  • Nilai BMI >= 30,0 = Obesitas
Sumber : wikipedia

obesitas part.4

Komplikasi

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:

Sumber: wikipedia

obesitas part.3

Gejala obesitas

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

Sumber : wikipedia

obesitas part.2

Penyebab Obesitas

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:

  • Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
  • Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
  • Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.

Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

  • Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
    • Hipotiroidisme
    • Sindroma Cushing
    • Sindroma Prader-Willi
    • Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
  • Obat-obatan.

Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.

  • Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
  • Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
Sumber : wikipedia

Obesitas part.1

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.

Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria[rujukan?]. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.

Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

  • Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
  • Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
  • Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).

Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.

Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi. Gambaran buah pir lebih baik dibandingkan dengan gambaran buah apel.

Untuk membedakan kedua gambaran tersebut, telah ditemukan suatu cara untuk menentukan apakah seseorang berbentuk seperti buah apel atau seperti buah pir, yaitu dengan menghitung rasio pinggang dengan pinggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel.

Sumber : wikipedia

eating disorder part.4

Pengobatan

Baik dalam kasus bulimia maupun anorexia diperlukan penanganan dini, karena penanganan yang terlambat mempersulit pengobatan. Biasanya, keluarga pasien akan diminta bantuan dalam perawatan, seperti terapi dapat berlangsung setahun atau lebih, bisa dilakukan sendiri di rumah bersama keluarga atau untuk kasus yang parah dengan rawat inap di rumah sakit.

Kalau ada teman atau saudara yang kita pikir menderita penyakit ini, segera ajak mereka ke dokter. Tetapi ingat, tekankan bahwa kita memang peduli dan tunjukkan sikap yang tidak menghakimi. Kalau kamu sendiri menderita, ingatlah bahwa kamu tidak sendiri. Bahwa ini adalah masalah kesehatan dan kamu memerlukan bantuan dokter. Sebagai langkah awal, bicaralah pada orang tua, dokter keluarga, atau guru BP. Makin cepat dapat bantuan, makin besar kesempatan untuk sembuh total. (Guntoro Utamadi, PKBI Pusat)

Sumber : www.kompas.com

eating disorder part.3

“Anorexia nervosa”

Berbeda dengan penderita bulimia yang makan dalam jumlah berlebihan kemudian berusaha membuangnya, penderita anorexia nervosa makan dalam jumlah sangat sedikit dan berolahraga berlebihan untuk menjaga berat badan. Tanda-tanda yang dialami penderita anorexia adalah sebagai berikut:

Menolak untuk mempertahankan berat badan normal dan cenderung selalu ingin lebih kurus.

Selalu ketakutan berat badannya akan naik walaupun kenyataannya berat badannya turun terus.

Berhenti menstruasi tiga bulan berturut-turut atau lebih padahal tidak hamil.

Anorexia pada umumnya mulai diderita seseorang pada usia remaja, walaupun bisa juga mulai muncul ketika anak berusia lima tahun atau pada orang tua berusia 60-an tahun. Gejala anorexia bisa bermacam-macam tergantung individu yang menderitanya.

Penyakit ini dapat bolak-balik membaik kemudian memburuk, tetapi bisa juga makin lama makin buruk tanpa ada tanda-tanda perbaikan sama sekali.

Selain berolahraga secara berlebihan, penderita anorexia biasanya punya kebiasaan makan yanag aneh, seperti menyisihkan makan di piringnya dan memotong-motongnya menjadi bagian-bagian kecil, mengunyah lambat-lambat, serta menghindari makan bersama keluarga. Mereka menganggap kulit dan daging pada tubuh mereka sebagai lemak yang harus dimusnahkan. Tidak adanya lemak di tubuh membuat penderita anorexia merasa tidak nyaman ketika duduk ataupun berbaring (saking kurusnya). Selain itu mereka sulit tidur. Dengan berlanjutnya penyakit ini, penderita mulai suka menyendiri dan menarik diri dari teman dan keluarga.

Tubuh penderita bereaksi terhadap kondisi ini dengan cara menghentikan beberapa proses. Tekanan darah menurun drastis, napas melemah, pada wanita menstruasi terhenti (atau pada anak yang menginjak dewasa, mungkin menstruasi terhenti (atau pada anak yang menginjak dewasa, mungkin menstruasi tidak dimulai sama sekali), dan kelenjar tiroid yang mengatur pertumbuhan menghilang. Kulit mengering, rambut, dan kuku menjadi rapuh.

Gejala lain yang timbul adalah pusing, kedinginan, sembelit, serta pembengkakan sendi.

Kekurangan lemak menyebabkan temperatur tubuh menurun. Sebagai mekanisme alam, tumbuh lanugo atau rambut di seluruh tubuh termasuk wajah. Selain itu, ketidakseimbangan zat kimia dalam tubuh juga dapat menyebabkan serangan jantung.

Sumber: www.kompas.com