Selasa, 02 Maret 2010

ADHD => sindroma Tourette (part. 2)

Konseling & Pemberian Obat
Hal pertama yang harus dilakukan untuk menangani pasien dengan sindroma Tourette yaitu dengan memberikan konseling dan edukasi kepada orangtua si penderita mengenai kelainan ini. Selain orangtua, guru dan orang-orang yang berinteraksi dengan anak juga perlu diberikan edukasi bahwa anak memiliki kelainan sindroma Tourette.

Dokter juga akan memberikan referensi untuk melakukan terapi behavioral dan kebiasaan. Tujuannya, untuk meningkatkan percaya diri, kenyamanan, dan ketenangan. Selain itu, dilakukan konseling untuk memahami apa penyakit ini dan bagaimana menyikapinya.

Umumnya, dengan melakukan terapi psikologis saja sudah bisa menyelesaikan masalah. Namun, jika terapi behavioral dan konseling tidak mengurangi gejala, dokter bisa memberikan obat-obatan. Biasanya dokter meresepkan obat anticemas untuk meningkatkan ketenangan. Juga obat antipsikotik untuk mengurangi frekuensi kejadian tic.
Diagnosa Sindroma Tourette
Menurut sejumlah literatur, diagnosa sindroma Tourette tak bisa ditegakkan dengan mengambil sampel darah atau melakukan tes otak pada anak. Kendati demikian, bukan berarti sindroma Tourette tak bisa dipastikan secara tepat.

Beberapa saran menyebutkan, orangtua dapat membawa bukti rekaman video di saat anaknya mengalami tic. Namun, tanpa rekaman video pun, dokter bisa mendiagnosa sindroma Tourette dengan melakukan EEG (electroenchephalogram), CT Scan, tes darah, dan anamnesa (wawancara mendalam) untuk menggugurkan sebab-sebab lain.


Sumber : Tabloid NOVA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar