Selasa, 02 Maret 2010

aktif atau kelewat aktif..??? (part.3)

Jika Anak Hiperaktif

1. Terimalah kondisi anak

Inilah hal pertama dan terpenting yang perlu dilakukan orang tua. Bila sudah dapat menerima kondisi anak, orang tua akan lebih baik dalam melakukan penanganan selanjutnya. "Sadari bahwa anak bukan ingin seperti itu melainkan kondisi otaknya yang sudah demikian sehingga muncul perilaku yang kurang positif," tutur Sani.
Orang tua penderita pun disarankan untuk tidak menyimpan permasalahannya sendiri. Curhat pada seseorang yang dianggap bisa membantu, meski sekadar untuk mendengarkan cerita, sedikit banyak dapat meringankan beban masalah. "Curhat terkadang bisa menjadi sarana cooling down bagi orang tua sehingga tindakan yang dilakukan lebih lanjut bisa berjalan dengan lebih baik."

Kerja sama antara suami-istri harus dijalin dengan baik agar anak dapat tertangani dengan baik. Akan sangat membantu bila anggota keluarga lain, seperti kakek-nenek atau kerabat lainnya memahami apa yang kita hadapi.

2. Perbaiki perilaku anak

Hal lain yang perlu penanganan segera adalah perilaku anak yang destruktif agar perilakunya lebih terarah. Untuk ini tentu diperlukan bantuan ahli seperti psikolog.
Pada umumnya, saran yang diberikan ahli adalah menyalurkan energi anak pada kegiatan-kegiatan positif yang ia sukai. Bila bosan, ganti dengan yang lain lagi. Intinya, usahakan energinya habis untuk kegiatan yang positif.

3. Terapi

Bila gangguan yang dialami tergolong parah, biasanya akan dilakukan terapi perilaku, seperti terapi psikososial, educational therapy, occasional therapy, dan psikoterapi. Dalam terapi seperti itu anak akan diajarkan perilaku mana yang boleh dan tidak. Obat-obatan sedapat mungkin dihindari karena memiliki efek samping, seperti mengantuk, nafsu makan berkurang, sulit tidur, tik (semacam kedutan), nyeri perut, sakit kepala, cemas, perasaan tidak nyaman, serta menghambat kreativitas.
Pemberian obat dalam jangka panjang juga bisa menimbulkan efek negatif pada sistem saraf, yakni menyebabkan ketergantungan obat, bahkan sampai ia dewasa. "Obat baru digunakan bila dalam kondisi terpaksa," tandas Sani.

4. Sediakan sarana

Untuk mengantisipasi gerakan-gerakan anak dengan gangguan hiperaktivitas yang tidak bisa diam, sebaiknya ruangan untuk anak bermain dirancang sedemikian rupa agar tidak terlalu sempit serta tidak dipenuhi banyak barang dan pajangan. Hal ini untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, seperti anak terbentur, tersandung, atau bahkan memecahkan barang-barang berharga. Bila memang tersedia, halaman luas sangat baik untuk memberikan kebebasan bergerak bagi penderita.

Sumber : Tabloid Nakita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar