Memang, sebagian besar anak ADHD dan kelainan obsesif kompulsif juga menderita sindroma Tourette. Namun, bukan berarti sindroma Tourette merupakan penyakit yang berkaitan dengan inteligensia atau keterbelakangan mental. Gangguan ini murni akibat kelainan proses penyampaian perintah oleh neurotransmitter dalam otak.
Tak ada kaitan dengan kemampuan ingatan maupun kecerdasan. Kebanyakan kekurangan anak sindroma Tourette di bidang akademis ini disebabkan karena ia mengalami masalah sosial dengan lingkungan sekolah.
Beberapa literatur menyebutkan, kelainan sindroma Tourette bisa didapat secara genetik atau keturunan. Keturunan yang dimaksud tak harus didapat langsung dari ayah atau ibu, namun bisa didapat secara riwayat keluarga. Maka, dokter juga akan menelusuri riwayat keluarga untuk menegakkan diagnosa.
Selain keturunan, tic juga bisa didapat akibat infeksi penyakit. Misalnya, saat masih bayi pernah terinfeksi bakteri streptococcus haemolyticus grup A. Bakteri ini memiliki protein yang sama dengan protein di area basal ganglia di otak pengatur gerakan. Akibatnya, antibodi yang dibentuk untuk menghalau bakteri ini dapat menyerang area itu, yang menghasilkan gerakan-gerakan tak terkontrol.
Beberapa kondisi berkaitan dengan persalinan juga dapat menambah peluang terjadinya sindroma Tourette, dengan riwayat keluarga pembawa gen sindroma Tourette.
Misalnya, hipoksia akibat persalinan macet, berat badan lahir rendah, cedera otak akibat persalinan tak lancar, ibu yang mengalami mual-muntah berat, mengonsumsi alkohol, kopi, dan merokok berlebihan di trimester pertama.
Sumber : Tabloid NOVA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar